Sejarah Penggunaan Briket Arang dari Masa Kuno hingga Sekarang

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana manusia zaman dulu menyalakan api untuk memasak atau menghangatkan diri? Sejarah penggunaan briket arang ternyata membawa kita kembali ke masa lampau yang penuh kreativitas. Dari zaman kuno hingga sekarang, bahan bakar ini telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, berkembang seiring waktu dengan sentuhan inovasi yang menarik.

Bayangkan hidup di masa ketika teknologi belum secanggih sekarang. Orang-orang harus pintar memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka, dan arang menjadi salah satu solusi sederhana yang efektif. Berikutnya, kita akan jalan-jalan menyusuri waktu untuk melihat bagaimana briket arang menemukan tempatnya dalam sejarah.

 

Awal Mula dan Perkembangan Briket Arang

sejarah penggunaan briket arang

Zaman Kuno dan Arang Sederhana

Sejarah penggunaan briket arang dimulai jauh sebelum bentuk modernnya seperti yang kita kenal hari ini. Di masa kuno, sekitar ribuan tahun lalu, manusia sudah memakai arang dari kayu untuk kebutuhan sehari-hari. Misalnya, di Mesir Kuno, arang kayu digunakan untuk melelehkan logam atau memasak makanan. Mereka membakar kayu dalam lubang tertutup agar oksigennya minim, sehingga menghasilkan arang yang tahan lama saat dinyalakan. Sederhana, tapi sangat berguna untuk waktu itu.

Berikutnya, di Tiongkok kuno sekitar 2000 SM, ada catatan bahwa arang dari bambu dipakai untuk memanaskan ruangan. Orang-orang pada masa itu belum mengenal briket dalam bentuk padat seperti sekarang, tetapi mereka sudah pintar memanfaatkan sisa pembakaran kayu. Sesudah itu, penggunaan arang menyebar ke berbagai peradaban, seperti Yunani dan Romawi, yang memakainya untuk keperluan rumah tangga hingga industri kecil.

Revolusi Industri dan Kelahiran Briket

Loncat ke abad ke-18, saat Revolusi Industri mulai mengubah dunia, sejarah penggunaan briket arang masuk babak baru. Di Inggris, orang mulai kesulitan dengan arang kayu biasa karena asapnya tebal dan sulit dibakar merata. Nah, di sinilah briket mulai muncul. Awalnya, mereka mengolah serpihan batu bara yang biasanya terbuang, dicampur dengan tanah liat basah, lalu dibentuk jadi gumpalan kecil yang disebut “culm bombs”. Bentuk ini lebih mudah dibakar dan asapnya lebih sedikit dibanding arang mentah.

Sesudah itu, pada abad ke-19, proses pembuatan briket semakin baik dengan mesin press yang sederhana. Batu bara yang tadinya kurang bernilai jadi punya harga jual lebih tinggi karena dibentuk rapi dan praktis.

Era Modern dan Briket Biomassa

Memasuki abad ke-20, sejarah penggunaan briket arang makin berwarna dengan hadirnya briket biomassa. Kalau dulu lebih banyak pakai batu bara, sekarang orang beralih ke bahan alami seperti tempurung kelapa, serbuk kayu, atau limbah pertanian. Di Indonesia, misalnya, briket dari tempurung kelapa mulai populer sejak pertengahan abad lalu. Negara kita yang kaya akan kelapa membuat bahan ini mudah didapat dan ramah lingkungan.

Berikutnya, teknologi modern ikut membantu. Mesin pencetak briket yang canggih membuat produksi lebih cepat dan bentuknya lebih seragam.

Briket di Masa Kini

Sekarang, di tahun 2025, briket arang masih punya tempat spesial. Banyak orang memilihnya bukan cuma karena hemat, tapi juga karena peduli lingkungan. Briket dari biomassa, seperti tempurung kelapa, membantu mengurangi limbah dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Di Indonesia, briket bahkan jadi barang ekspor ke Timur Tengah untuk shisha atau ke Eropa untuk BBQ.

Sesudah perkembangan panjang ini, briket arang membuktikan diri sebagai solusi yang fleksibel. Dari tungku sederhana di zaman kuno hingga kompor modern di rumah Anda, perjalanan briket menunjukkan bagaimana manusia terus beradaptasi. Dan yang menarik, briket ini tetap relevan meski teknologi energi lain bermunculan.

 

Kesimpulan

Sejarah penggunaan briket arang dari masa kuno hingga sekarang memang penuh liku, tapi selalu menarik untuk dilihat. Dari cara sederhana membakar kayu di lubang hingga briket modern yang ramah lingkungan, bahan bakar ini terus menemani kita. Sekarang, dengan kesadaran akan lingkungan yang makin tinggi, briket biomassa bisa jadi pilihan cerdas untuk masa depan. Jadi, kalau Anda ingin mencoba sesuatu yang praktis sekaligus mendukung bumi, coba deh pakai coconut shell charcoal briquette dari Jacoid.