Musim pancaroba, atau peralihan antara musim kemarau dan musim hujan, sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan anak-anak. Perubahan suhu yang drastis, angin yang kencang, serta kelembaban udara yang tinggi dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Anak-anak, dengan daya tahan tubuh yang belum sepenuhnya kuat, menjadi kelompok yang rentan terkena penyakit. Oleh karena itu, memahami penyakit-penyakit yang sering muncul pada musim pancaroba serta cara pencegahannya sangat penting bagi orang tua.
Contents
Pengertian Musim Pancaroba
Musim pancaroba adalah masa peralihan cuaca antara musim kemarau dan musim hujan, yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu sekitar bulan Maret-April (dari kemarau ke hujan) dan September-Oktober (dari hujan ke kemarau). Pada periode ini, cuaca sering berubah-ubah dengan cepat, misalnya dari panas terik tiba-tiba menjadi hujan deras. Perubahan suhu yang drastis ini membuat tubuh lebih sulit beradaptasi, sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit, terutama bagi anak-anak. Berikut ini adalah 10 penyakit anak yang umum terjadi di musim pancaroba beserta langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegahnya:
1. Flu dan Pilek
Flu dan pilek adalah penyakit yang sangat umum terjadi di musim pancaroba. Perubahan suhu yang cepat mengganggu sistem pernapasan anak, membuat mereka lebih rentan terpapar virus flu. Anak-anak yang bermain di luar ruangan tanpa pelindung yang cukup atau tidak mencuci tangan dengan baik berisiko lebih tinggi tertular virus ini.
Cara Mencegah: Pencegahan flu dan pilek dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tangan anak, memastikan mereka mengenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca, dan menghindari tempat-tempat ramai yang berisiko menularkan virus. Menjaga daya tahan tubuh dengan asupan makanan bergizi dan cukup tidur juga sangat membantu.
Ciri orang yang terkena penyakit flu dan pilek:
Pilek umumnya tidak menyebabkan demam tinggi dan jarang menimbulkan komplikasi serius. Gejalanya dapat diatasi dengan istirahat, minum banyak air, dan obat-obatan ringan.
- Hidung tersumbat atau berair
- Bersin-bersin
- Batuk ringan
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan ringan
Flu disebabkan oleh virus influenza dan gejalanya lebih berat dibandingkan pilek. Flu dapat berlangsung lebih lama (sekitar 7-14 hari) dan sering menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia. Gejala flu meliputi:
- Demam tinggi
- Sakit kepala berat
- Nyeri otot dan sendi
- Batuk kering atau berdahak
- Kelelahan parah
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
2. Diare
Penyakit diare seringkali terjadi akibat perubahan pola makan dan cuaca yang tidak menentu. Pada musim pancaroba, banyak anak yang terpapar bakteri atau virus penyebab diare melalui makanan atau air yang tidak higienis. Diare pada anak bisa sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan dehidrasi yang parah.
Cara Mencegah: Untuk mencegah diare, penting untuk memastikan kebersihan makanan dan air yang dikonsumsi anak. Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah bermain di luar. Menghindari konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga sangat dianjurkan.
Ciri orang yang terkena Penyakit Diare:
- Buang Air Besar (BAB) yang Sering: Penderita diare mengalami frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya, biasanya lebih dari tiga kali dalam sehari.
- Tinja Cair atau Berair: Salah satu tanda utama diare adalah tinja yang cair atau berair, terkadang bercampur lendir.
3. Asma
Perubahan cuaca yang ekstrim seringkali memicu serangan asma pada anak-anak yang memiliki riwayat penyakit pernapasan. Musim pancaroba dengan udara yang lembab dan kadang disertai polusi udara bisa menyebabkan saluran napas anak menyempit, sehingga memicu batuk dan sesak napas.
Cara Mencegah: Untuk mencegah serangan asma, pastikan anak menghindari kontak langsung dengan polusi udara dan debu. Gunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara terasa kotor. Selain itu, kontrol asma dengan obat yang diresepkan oleh dokter dan pastikan anak tetap menjalani pola hidup sehat.
Ciri orang yang terkena penyakit asma:
Penyakit asma adalah kondisi pernapasan yang menyebabkan saluran napas menjadi sempit dan meradang, sehingga mengganggu pernapasan. Berikut adalah ciri-ciri orang yang terkena asma:
- Sesak Napas: Penderita asma sering mengalami kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas fisik atau saat tidur. Sesak napas bisa datang tiba-tiba dan terasa berat di dada.
- Batuk Kering: Batuk yang terjadi terutama pada malam hari atau saat beraktivitas fisik, sering kali menjadi gejala utama asma. Batuk ini seringkali kering atau disertai dengan dahak.
- Dada Terasa Sempit atau Tertekan: Penderita asma sering merasa dada mereka terasa sempit atau tertekan, yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau bahkan nyeri.
- Mengi atau Suara Mengi Saat Bernapas: Salah satu ciri khas asma adalah suara mengi (wheezing) saat bernapas, terutama saat menghembuskan napas. Ini terjadi akibat saluran napas yang menyempit.
4. Batuk Rejan
Batuk rejan, atau yang dikenal juga dengan pertusis, sering kali menyerang anak-anak di musim pancaroba. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan dan memicu batuk parah yang berlangsung lama. Pada anak kecil, batuk rejan dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan berisiko lebih tinggi untuk komplikasi.
Cara Mencegah: Pencegahan terbaik untuk batuk rejan adalah dengan melakukan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh dokter. Selain itu, hindari anak dari orang yang sedang sakit dan pastikan lingkungan sekitar tetap bersih.
Ciri orang yang terkena penyakit batuk rejan:
Batuk rejan (pertusis) adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi saluran pernapasan, terutama pada anak-anak, namun juga dapat terjadi pada orang dewasa. Berikut adalah ciri-ciri orang yang terkena batuk rejan:
- Batuk Parah: Ciri utama batuk rejan adalah batuk yang sangat parah dan tidak henti-hentinya, yang seringkali disertai dengan suara khas “whooping” saat bernafas setelah batuk. Batuk ini bisa berlangsung berhari-hari atau bahkan minggu.
- Serangan Batuk yang Cepat: Penderita batuk rejan sering mengalami serangan batuk yang cepat dan berulang dalam waktu singkat, membuat tubuh terasa kelelahan setelahnya.
- Napas Terengah-engah atau Sesak: Setelah batuk parah, penderita seringkali kesulitan bernapas dan bisa terdengar suara mengi atau terengah-engah ketika mencoba menarik napas.
- Pilek dan Hidung Tersumbat: Batuk rejan biasanya dimulai dengan gejala seperti pilek ringan, hidung tersumbat, dan bersin-bersin, sebelum berkembang menjadi batuk yang lebih parah.
- Demam Ringan: Beberapa penderita batuk rejan mengalami demam ringan, meskipun gejalanya tidak selalu sangat tinggi.
5. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA adalah penyakit pernapasan yang sering terjadi selama musim pancaroba. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, dengan gejala berupa batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Anak-anak dengan daya tahan tubuh yang lemah lebih rentan terkena infeksi ini.
Cara Mencegah: Untuk mencegah ISPA, pastikan anak menghindari perubahan suhu yang ekstrim. Biasakan mereka untuk selalu mencuci tangan setelah beraktivitas di luar ruangan dan jaga kebersihan lingkungan rumah agar tidak menjadi sarang bakteri dan virus.
Ciri orang yang terkena penyakit pernapasan:
Penyakit pernapasan meliputi berbagai kondisi yang mempengaruhi saluran pernapasan, seperti asma, bronkitis, pneumonia, atau infeksi saluran pernapasan atas. Berikut adalah ciri-ciri orang yang terkena penyakit pernapasan:
- Sesak Nafas: Penderita penyakit pernapasan sering merasa kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas fisik atau pada malam hari. Nafas terasa pendek atau terengah-engah.
- Batuk: Batuk, baik batuk kering maupun berdahak, adalah gejala umum dari penyakit pernapasan. Batuk bisa menjadi lebih parah di malam hari atau saat beraktivitas fisik.
- Dada Terasa Tertekan atau Sempit: Penderita penyakit pernapasan sering merasakan rasa tertekan atau sesak di dada, yang dapat disertai dengan nyeri atau ketidaknyamanan.
- Mengi (Wheezing): Mengi adalah suara nafas yang terdengar seperti siulan atau berbunyi tinggi, yang biasanya muncul ketika menghembuskan napas. Ini terjadi karena saluran napas yang sempit atau teriritasi.
- Demam: Beberapa penyakit pernapasan, seperti pneumonia atau infeksi saluran pernapasan atas, dapat disertai dengan demam ringan atau tinggi.
- Sakit Tenggorokan atau Nyeri Dada: Beberapa penyakit pernapasan dapat menyebabkan sakit tenggorokan, terutama jika disebabkan oleh infeksi. Nyeri dada juga bisa terjadi karena ketegangan otot akibat batuk yang berulang.
6. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah seringkali mewabah di musim hujan, yang bertepatan dengan musim pancaroba. Nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air hujan. Anak-anak menjadi target empuk bagi gigitan nyamuk ini.
Cara Mencegah: Untuk mencegah DBD, lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras tempat penampungan air secara rutin, menggunakan obat nyamuk, dan mengenakan pakaian yang menutupi tubuh anak saat berada di luar ruangan. Menggunakan kelambu saat tidur juga dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk.
Ciri orang yang terkena penyakit Demam berdarah:
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Berikut adalah ciri-ciri orang yang terkena penyakit demam berdarah:
- Demam Tinggi Mendadak: Salah satu gejala utama DBD adalah demam tinggi yang datang secara mendadak, biasanya mencapai 39-40°C, dan berlangsung selama 2-7 hari.
- Sakit Kepala Berat: Penderita demam berdarah sering mengeluhkan sakit kepala yang sangat hebat, terutama di bagian dahi dan sekitar mata.
- Nyeri Otot dan Sendi: Rasa nyeri pada otot, sendi, dan tulang (sering disebut “breakbone fever”) adalah gejala khas dari demam berdarah. Penderita merasa sangat lelah dan nyeri di seluruh tubuh.
- Ruam Kulit: Beberapa penderita demam berdarah mengalami ruam kulit yang muncul beberapa hari setelah demam dimulai. Ruam bisa berupa bintik-bintik merah atau bercak-bercak pada kulit.
- Mual dan Muntah: Penderita DBD sering mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan, yang dapat memperburuk kondisi tubuh.
7. Cacar Air
Cacar air adalah infeksi virus yang menular dan seringkali terjadi pada anak-anak. Virus ini mudah menyebar pada musim pancaroba, di mana anak-anak cenderung lebih sering bermain di luar rumah dan berinteraksi dengan teman-temannya.
Cara Mencegah: Imunisasi varicella (cacar air) adalah cara pencegahan utama untuk penyakit ini. Jika anak sudah mendapatkan vaksinasi, risiko terkena cacar air akan sangat berkurang. Selain itu, jaga agar anak tidak bermain dengan teman yang sedang menderita cacar air.
Ciri orang yang terkena penyakit Cacar air:
Cacar air (varicella) adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, meskipun bisa terjadi pada orang dewasa. Berikut adalah ciri-ciri orang yang terkena cacar air:
- Demam Ringan hingga Sedang: Penderita cacar air biasanya mengalami demam ringan hingga sedang, yang muncul beberapa hari sebelum ruam kulit muncul.
- Ruam Kulit Berair: Salah satu ciri utama cacar air adalah munculnya ruam kulit yang berbentuk bintik-bintik merah kecil, yang kemudian berkembang menjadi vesikel (gelembung berisi cairan) berwarna bening. Ruam ini bisa muncul di wajah, tubuh, lengan, dan kaki.
- Gatal-gatal: Ruam yang muncul pada penderita cacar air sangat gatal, dan sering kali membuat penderita merasa tidak nyaman.
- Sakit Kepala: Sakit kepala ringan hingga sedang juga bisa terjadi pada penderita cacar air, seiring dengan munculnya demam.
- Munculnya Ruam dalam Beberapa Tahap: Ruam cacar air biasanya muncul dalam beberapa tahap, dimulai dengan bintik merah yang berkembang menjadi gelembung berisi cairan dan akhirnya membentuk kerak atau koreng setelah beberapa hari.
- Infeksi pada Saluran Pernapasan: Beberapa penderita cacar air juga mengalami gejala saluran pernapasan atas seperti batuk ringan, pilek, atau sakit tenggorokan.
8. Tipes
Tipes adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang dapat menyerang anak-anak pada musim pancaroba akibat makanan atau minuman yang tercemar. Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya lemah lebih rentan terhadap penyakit ini.
Cara Mencegah: Mencegah tipes dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan air. Pastikan anak hanya mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan baik dan air yang sudah dimasak atau disaring. Selain itu, ajarkan anak untuk selalu mencuci tangan sebelum makan.
Ciri penyakit orang yang terkena tipes:
Tipes (atau demam tifoid) adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini sering terjadi karena konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Berikut adalah ciri-ciri orang yang terkena tipes:
- Demam Tinggi: Salah satu gejala utama tipes adalah demam yang berlangsung lama, biasanya dimulai dengan demam ringan yang semakin meningkat, bisa mencapai suhu tinggi hingga 40°C. Demam ini berlangsung selama beberapa hari atau minggu.
- Sakit Kepala: Penderita tipes sering mengalami sakit kepala yang berat, yang bisa berlangsung sepanjang penyakit.
- Nyeri Perut dan Kram: Penderita tipes sering merasakan nyeri atau kram perut, yang bisa disertai dengan rasa mual.
- Mual dan Muntah: Mual dan muntah adalah gejala umum lainnya pada tipes, yang sering membuat penderita merasa sangat tidak nyaman.
- Kehilangan Nafsu Makan: Penderita tipes biasanya kehilangan nafsu makan dan merasa lelah atau lemah sepanjang waktu.
- Lemas dan Kelelahan: Penderita tipes akan merasa sangat lemas dan lelah, sering kali tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari karena penurunan energi yang drastis.
9. Alergi Musiman
Alergi musiman, seperti alergi debu, polen, atau jamur, sering terjadi pada anak-anak yang rentan terhadap alergen. Musim pancaroba dengan angin kencang dan udara :lembab bisa memperburuk gejala alergi ini.
Cara Mencegah: Untuk mencegah alergi musiman, pastikan anak tidak terkena paparan langsung terhadap alergen. Menghindari keluar rumah saat angin kencang atau hujan, serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar dapat membantu mengurangi gejala alergi.
Ciri orang yang terkena penyakit alergi musiman:
Alergi musiman adalah reaksi alergi yang terjadi pada waktu tertentu dalam setahun, seringkali terkait dengan perubahan musim, seperti musim pancaroba atau musim berbunga. Penyebabnya biasanya adalah debu, serbuk sari, atau spora jamur yang ada di udara. Berikut adalah ciri-ciri orang yang terkena alergi musiman:
- Hidung Tersumbat atau Berair: Penderita alergi musiman sering mengalami hidung tersumbat atau berair yang berlangsung selama beberapa hari. Hidung juga bisa terasa gatal.
- Bersin-bersin: Salah satu gejala yang paling umum adalah bersin berulang, terutama saat terpapar pemicu alergi, seperti serbuk sari atau debu.
- iritasi saluran pernapasan atau lendir yang mengalir ke tenggorokan.
- Mengi atau Napas Terengah-engah: Pada beberapa kasus, alergi musiman dapat memicu gejala pernapasan seperti mengi atau napas terengah-engah, terutama jika ada riwayat asma.
- Kelelahan: Karena gejala yang mengganggu, seperti bersin dan hidung tersumbat, penderita alergi musiman sering merasa lelah atau kurang energi.
- Penyumbatan Telinga: Gejala lain yang bisa muncul adalah telinga tersumbat, yang disebabkan oleh penumpukan lendir atau reaksi alergi di saluran Eustachius.
10. Infeksi Kulit
Infeksi kulit, seperti panu atau impetigo, bisa muncul pada anak-anak selama musim pancaroba karena kelembaban yang tinggi dan cuaca yang berubah-ubah. Infeksi ini mudah menular dan dapat menyebabkan rasa gatal serta ruam pada kulit.
Cara Mencegah: Menjaga kebersihan tubuh anak adalah langkah pencegahan utama. Mandikan anak secara teratur dan pastikan mereka mengenakan pakaian yang bersih dan kering. Hindari anak untuk menggaruk kulit yang terinfeksi untuk menghindari penyebaran bakteri.
Ciri orang yang terkena penyakit infeksi kulit:
Infeksi kulit dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Gejala infeksi kulit bervariasi tergantung pada penyebabnya, tetapi beberapa ciri umum orang yang terkena infeksi kulit antara lain:
- Kemerahan pada Kulit: Kulit di sekitar area yang terinfeksi biasanya akan tampak merah atau meradang. Kemerahan ini terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
- Rasa Sakit atau Nyeri: Penderita infeksi kulit sering merasakan sakit atau nyeri pada area yang terinfeksi. Rasa sakit ini bisa bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
- Panas atau Terasa Hangat: Kulit di sekitar area infeksi sering terasa hangat atau panas ketika disentuh. Ini adalah tanda peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
- Luka, Lepuh, atau Bisul: Beberapa infeksi kulit menyebabkan terbentuknya luka, melepuh berisi cairan, atau bisul yang bisa pecah dan mengeluarkan nanah. Bisul atau abses biasanya terjadi akibat infeksi bakteri seperti Staphylococcus aureus.
- Nanah atau Cairan yang Keluar: Pada infeksi bakteri atau jamur, luka atau melepuh bisa mengeluarkan cairan, nanah, atau cairan berwarna kuning atau hijau. Ini menandakan adanya infeksi yang sedang berlangsung.
- Gatal-gatal atau Iritasi: Beberapa jenis infeksi kulit, seperti infeksi jamur atau alergi kulit, dapat menyebabkan gatal-gatal, kemerahan, atau iritasi pada kulit.
- Kulit Mengelupas atau Bersisik: Infeksi jamur atau virus, seperti tinea (kurap) atau cacar air, sering kali menyebabkan kulit mengelupas atau bersisik di sekitar area yang terinfeksi.
- Demam: Pada infeksi kulit yang lebih serius, seperti infeksi bakteri yang menyebar, penderita bisa mengalami demam, yang menunjukkan bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
Dilansir dari pafibaa.org Musim pancaroba memang menghadirkan tantangan kesehatan tersendiri, terutama bagi anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sepenuhnya terbentuk. Meskipun penyakit-penyakit di atas sering terjadi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Orang tua memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan anak dengan cara yang tepat, seperti menjaga kebersihan, memberikan imunisasi, dan memastikan anak makan dengan baik serta cukup tidur. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi anak-anak dari berbagai penyakit yang bisa muncul di musim pancaroba.