Pola penyakit yang ada di Indonesia selama dua dekade terakhir mengalami transisi epidemiologi yaitu dari yang semula penyakit menular menjadi tidak menular. Kecenderungan ini mulai meningkat sejak usia muda.
Penyakit utama tidak menular antara lain diabetes melitus, hipertensi, penyakit paru obstruktif kronik dan kanker. Perkiraan Center Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO) jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat.
Pada umumnya di diagnosis hipertensi karena tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi adalah penyakit yang peningkatan tekanan darahnya menetap. Terkait dengan hal tersebut mari kita simak mengenai pengertian dan beberapa cara untuk mencegah hipertensi.
Contents
Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis dimana tekanan darah dalam arteri meningkat secara persisten di atas tingkat normal. Tekanan darah normal pada orang dewasa biasanya adalah kurang dari 120/80 mmHg.
Seseorang yang dikatakan mengalami hipertensi ini apabila pengukuran tekanan darah selama dua kali berturut turut menunjukkan hasil sistolik ≥ 140 mmHg sedangkan untuk tekanan darah sistolik menunjukkan hasil ≤ 90 mmHg.
Hipertensi ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, terutama jantung, otak, ginjal, dan mata, jika tidak diobati. Faktor risiko untuk hipertensi termasuk kebiasaan merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, kurang olahraga, pola makan yang tidak sehat, dan faktor genetik.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dalam arteri. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya:
1. Hipertensi Esensial/Primer
Hipertensi ini tidak memiliki penyebab yang jelas dan diperkirakan disebabkan oleh faktor genetik dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makanan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan stres.
2. Hipertensi Non Esensial/Sekunder
Penderita hipertensi ini diketahui penyebabnya, sekitar 5-10% ini karena penyakit ginjal. Kemungkinan disebabkan oleh kondisi lain, seperti penyakit obstruksi arteri, obesitas, atau penggunaan obat tertentu.
Kedua jenis hipertensi tersebut memiliki risiko yang sama terhadap komplikasi kesehatan, seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kerusakan organ lainnya. Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Tidak hanya itu saja penderita hipertensi juga harus mengikuti perawatan yang dianjurkan untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Gejala Hipertensi
Pada awalnya hipertensi ini tidak menimbulkan gejala yang jelas. Akan tetapi, jika tekanan darah terus meningkat, gejala-gejala berikut dapat muncul:
- Sakit kepala, terutama di bagian belakang kepala
- Sesak napas atau sulit bernapas
- Nyeri dada
- Palpitasi atau denyut jantung yang tidak teratur
- Penglihatan kabur atau gatal
- Vertigo atau pusing
- Mudah lelah atau kelelahan
- Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki
- Mimisan
- Kekakuan atau kram otot
Namun, tidak semua orang dengan hipertensi mengalami gejala. Oleh karena itu, disarankan agar orang dewasa secara rutin memeriksa tekanan darah mereka secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter.
Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi
1. Pencegahan Hipertensi:
- Menjaga Berat Badan yang Sehat: Berat badan berlebih dapat meningkatkan tekanan darah, oleh karena itu penting untuk menjaga berat badan yang sehat.
- Mengonsumsi Makanan Sehat: Konsumsi makanan yang kaya akan buah dan sayuran serta rendah lemak jenuh, garam dan kolesterol dapat membantu mengurangi risiko hipertensi.
- Olahraga Teratur: Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko hipertensi.
- Menjaga Konsumsi Garam: Terlalu banyak konsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga penting untuk mengurangi asupan garam.
2. Pengobatan Hipertensi:
- Perubahan Gaya Hidup: Mengubah gaya hidup, seperti menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan yang sehat, olahraga teratur, dan menurunkan asupan garam dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu menurunkan tekanan darah, seperti ACE inhibitor, diuretik, beta-blocker, atau calcium channel blocker.
- Monitoring Rutin: Penting untuk memantau tekanan darah secara rutin dan mengikuti rekomendasi dokter untuk pengobatan dan perawatan.
Bahwa mencegah dan mengobati hipertensi membutuhkan komitmen jangka waktu panjang terhadap gaya hidup sehat dan pengobatan yang tepat. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan langkah-langkah yang tepat untuk mencegah atau mengobati hipertensi.