Penyakit autoimun dapat berpengaruh pada berbagai bagian tubuh seperti sistem saraf, kulit, sendi, otot, hingga organ dalam. Meskipun penyakit autoimun umumnya tidak dapat disembuhkan, pengobatan dan pola makan yang tepat dapat membantu mengendalikan gejala dan mencegah kemungkinan penyakit autoimun semakin memburuk.
Contents
Penyebab Autoimun
Seperti yang sudah banyak diketahui, penyakit autoimun ini merupakan penyakit kekita sistem kekebalan melawan sel-sel yang terdapat dalam tubuh. Secara keliru, sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi sel-sel tersebut menjadi dianggap bahaya dan mulai melawannya. Dibawah ini terdapat faktor yang bisa menjadi pemicu terkena autoimun :
- Perokok Aktif atau Pasif
- Obesitas atau Kelebihan Berat Badan
- Riwayat Penyakit Autoimun dalam Keluarga
Penyakit Autoimun ini beragam macam dan gejalanya, ditemukan 100 lebih jenis penyakit autoimun yang dapat menyerang kapan saja. Namun gejala yang dialami cenderung mirip satu sama lain sehingga cukup sulit untuk melakukan diagnosa sebab akan muncul beberapa kemungkinan.
Makanan yang Harus Dihindari oleh Penderita Autoimun
Selain perawatan medis yang sesuai, pengelolaan diet juga menjadi faktor penting dalam mengurangi gejala dan mengoptimalkan kesehatan bagi penderita autoimun. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan diet penderita autoimun adalah menghindari atau membatasi konsumsi makanan tertentu seperti :
1. Makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh
Makanan-makanan tersebut dapat memicu terjadinya peradangan dalam tubuh sehingga sangat dianjurkan untuk dihindari bagi para penderita autoimun. Ketika peradangan terjadi dalam tingkat yang lebih tinggi, akan memperburuk kondisi tubuh yang juga berpengaruh pada gejala penyakit autoimun. Lemak jenuh dapat mempengaruhi produksi dan fungsi sel-sel dalam tubuh, sementara gula dapat mengganggu kekebalan tersebut. Kedua bahan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyeimbangkan respons kekebalan, pada akhirnya akan memperburuk penyakit autoimun.
2. Produk Susu
Tidak sedikit penderita autoimun yang mengalami alergi atau intoleransi terhadap produk yang mengandung susu, reaksi alergi tersebut dapat memicu peradangan yang berpengaruh pada penyakit autoimun. Daya tahan pada tubuh dapat melawan jaringan pada badan itu sendiri setelah terpapar protein di dalam susu sapi yang akan meningkatkan peradangan hingga kerusakan jaringan. Beberapa produk susu juga mengandung komponen proinflamasi seperti lemak jenuh dan asam arakidonat, tergantung pada pengidap yang toleransi terhadap bahan tersebut atau tidak.
3. Makanan Cepat Saji
Sudah menjadi hal yang umum bahwa makanan cepat saji menjadi makanan yang paling tidak sehat, yaitu kandungannya yang rendah nutrisi dan kalori tidak bergizi. Makanan cepat saji mengandung hanya sedikit bagian dari serat, vitamin, mineral, dan antioksidan. Penderita autoimun membutuhkan asupan dengan nutrisi yang seimbang untuk menunjang sistem kekebalan tubuh yang terganggu, ini tidak akan terpenuhi dengan konsumsi makanan cepat saji. Bahan tambahan seperti pengawet, pewarna buatan, atau perasa yang terkandung di makanan cepat saji juga dapat memicu reaksi alergi, tergantung sensitivitas pada beberapa orang dengan penyakit autoimun. Selain itu, beberapa makanan cepat saji juga dapat mengandung gluten dan susu, seperti yang sudah diketahui bahwa kedua produk tersebut dapat memicu alergi yang akan memperburuk penyakit autoimun.
4. Kopi dan Alkohol
Kandungan kafein pada kopi dapat memicu peradangan bagi beberapa penderita autoimun, yang juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan meningkatnya produksi kortisol atau hormon stress dalam tubuh. Selain kafein, zat-zat pada kopi seperti asam klorogenat dan asam kafeat juga dapat merangsang produksi asam lambung dan mengganggu fungsi saluran pencernaan. Alkohol dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam usus dan mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh, yang pada akhirnya akan mengurangi asupan nutrisi penting yang diperlukan untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh.
Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Autoimun
Banyak dokter yang menganjurkan untuk melakukan diet pada penderita autoimun, yaitu diet AIP. Dalam diet ini, pola makan akan diatur untuk mengurangi terjadinya peradangan juga banyaknya gejala lain yang diakibatkan karena autoimun. Berikut merupakan sejumlah makanan yang disarankan untuk penderita autoimun :
1. Ikan Salmon
Sebagai sumber yang kaya akan omega 3, ikan salmon dapat membantu meredakan peradangan yang menjadi penyebab utama autoimun. Kandungan tersebut dapat membantu menjaga keseimbangan sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi adanya penyakit autoimun, juga menjaga kesehatan jantung yang dapat terganggu akibat penyakit autoimun tertentu seperti lupus dan arthritis reumatoid yang dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular. Kandungan vitamin D dan mineral yang tinggi juga penting untuk pemeliharaan jaringan dan kesehatan tulang.
2. Ubi Jalar dan Talas
Kandungan dalam ubi jalar dan talas yang kaya antioksidan berperan untuk melindungi sel-sel tubuh dalam kondisi autoimun. Serat yang tinggi juga penting untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan menjaga keseimbangan mikrobiota usus untuk mengurangi risiko peradangan. Kandungan gula yang sedikit juga tidak mengakibatkan naiknya gula darah yang cepat setelah dikonsumsi, sangat penting untuk diperhatikan bagi penderita autoimun. Nutrisi penting yang terkandung dalam kedua jenis ubi tersebut, seperti vitamin dan mineral diperlukan demi daya tahan tubuh yang optimal.
3. Makanan Fermentasi Bebas Susu
Makanan fermentasi mengandung probiotik yang merupakan mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi kesehatan usus untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh. Proses fermentasi dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi seperti vitamin B kompleks dan zat besi menjadi lebih mudah dicerna. Makanan fermentasi bebas susu bisa menjadi solusi untuk penderita autoimun yang alergi dengan susu, yaitu dengan memecah laktosa atau protein susu menjadi bentuk agar mudah untuk diproses. Proses fermentasi juga bisa menghasilkan enzim-enzim yang dapat membantu memecah makanan agar lebih mudah diproses untuk mengurangi gangguan pencernaan terkait penyakit autoimun.
4. Kaldu Tulang
Kaldu tulang kaya akan nutrisi yang penting untuk kesehatan atau kekebalan tubuh, seperti kolagen, mineral, dan glukosamin. Kandungan asam amino tertentu juga membantu kesehatan sendi, tulang, dan kulit. Ada juga zat-zat seperti gelatin dan glutamin yang dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan, yang juga membantu memperbaiki kerusakan pada lapisan untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh. Zat-zat seperti kolagen dan asam amino dalam kaldu tulang membantu meningkatkan penyerapan nutrisi yang penting untuk tubuh.
Karena belum adanya tindakan demi menyembuhkan penyakit ini sepenuhnya, diharapkan akan ada peningkatan dalam pengobatan yang lebih canggih untuk penyakit autoimun. Penting bagi kita untuk mengedukasi diri sendiri demi meningkatkan kesadaran akan penyakit ini.