Search
Close this search box.

Apa Itu Obat Apretude, Obat untuk HIV AIDS Pertama

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan izin kepada penggunaan injeksi obat pre-exposure prophylaxis (PrEP) HIV. Obat ini disebut dengan Apretude, yang digunakan untuk mengurangi resiko terkena infeksi HIV-1 pada orang dewasa dan juga remaja. Apretude menjadi obat suntik pencegahan HIV pertama. HIV-1 adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). 

Kim Smith selaku Kepala Penelitian dan Pengembangan di Viiv Healthcare, menerangkan bahwa pihaknya membutuhkan alat baru di kotak obat yang memang tidak diragukan lagi dan diklaim sebagai obat paling kuat. Kepada Financial Smith mengatakan ada banyak orang yang memulai PrPP oral dan menghentikannya karena lupa atau tidak suka, misalnya stigma yang melekat pada obat HIV.

Smith mengatakan Viiv Healthcare telah memprioritaskan mencari persetujuan di negara-negara yang berpartisipasi dalam studi asli yang menunjukan kemanjuran obat. Obat apretude lebih baik dalam mencegah infeksi AIDS daripada varian Truvada obat oral yang dibuat oleh Gilead Sciences.  Human immunodeficiency virus (HIV) yang bisa menyebabkan AIDS, diidentifikasi lebih dari 40 tahun yang lalu, dan hampir menginfeksi sebanyak 80 juta orang. Ada lebih dari 36 juta orang yang telah meninggal karena penyakit terkait AIDS sejak pandemi dimulai, data ini berasal dari UNAIDS. 

Apa itu Apretude?

Apretude (cabotegravir extended-release injectable suspension) yang digunakan pada remaja dan orang dewasa yang berisiko dengan berat setidaknya 35 kilogram untuk mengurangi risiko tertular HIV, penjelasan ini dilansir dari situs resmi FDA. Apretude awalnya diberikan sebagai suntikan ke otot pantat satu kali setiap bulan selama dua bulan pertama, dilanjut dengan suntikan setiap dua bulan sekali. 

Pasien bisa memulai pengobatan dengan Apretude atau minum cabotegravir (Vocabria) oral selama empat minggu untuk menilai toleransi terhadap tubuhnya. Dalam penggunaanya, PrEp membutuhkan tingkat kepatuhan yang relatif tinggi supaya lebih efektif.

Efek samping obat Apretude

Ada juga efek samping yang dihasilkan dari obat Apretude ini seperti reaksi di tempat suntikan, demam, sakit kepala, kelelahan, sakit punggung, mialgia, ruam, bahkan hingga depresi atau perubahan suasana hati. Obat Apretude diperingatkan untuk tidak digunakan sembarangan, kecuali tes HIV negatif dikonfirmasi. 

Obat Apretude hanya boleh diresepkan untuk orang yang dipastikan HIV-negatif, segera sebelum memulai obat dan sebelum setiap suntikan untuk mengurangi risiko mengembangnya resistensi obat. Varian HIV yang resisten terhadap obat sudah diidentifikasi pada orang dengan HIV yang tidak terdiagnosis saat menggunakan Apretude untuk HIV PrEP. Apretude adalah obat jangka panjang dan bisa bertahan di dalam tubuh selama 12 bulan atau lebih setelah suntikan berakhir. 

Kondisi yang tidak diperbolehkan

Berikut ini adalah beberapa orang yang tidak boleh menerima Apretude, diantaranya:

1. Sudah terinfeksi HIV-1

Bagi orang yang sudah positif HIV-1, perlu minum obat lain untuk mengobatinya. Apretude tidak disetujui untuk pengobatan orang HIV-1. 

2. Tidak tahu status infeksi HIV-1

Kemungkinan orang yang sudah positif HIV-1 dan perlu obat lain untuk mengobatinya. Apretude hanya bisa membantu risiko terkena HIV-1 sebelum terinfeksi HIV AIDS.

3. Alergi terhadap cabotegravir

Sementara itu, sebelum menerima obat Apretude beri tahu terlebih dahulu penyedia layanan kesehatan mengenai semua kondisi medis,  termasuk:

  • Pernah mengalami ruam kulit dan reaksi alergi terhadap obat yang mengandung cabotegravir.
  • Pernah atau memiliki masalah hati.
  • Pernah mengalami masalah kesehatan jiwa.
  • Hamil atau berencana untuk hamil.
  • Menyusui atau berencana menyusui.

Jangan mengkonsumsi obat Apretude jika sedang mengkonsumsi obat karbamazepin, okskarbazepin, fenobarbital, fenitoin, rifampisin, dan rifapentin. Dalam menggunakan obat Apretude , harus tetap berada di bawah pengawasan tenaga medis. 

Uji coba obat Apretude 

Keamanan dan juga kemanjuran dari obat Apretude untuk mengurangi risiko tertular HIV dievaluasi dalam dua kali uji coba acak tersamar ganda. Yang membandingkan obat Apretude dengan obat Truvada, obat oral sekali sehari untuk HIV PrEP. 

Percobaan yang pertama termasuk seorang laki-laki yang tidak terinfeksi HIV dan seorang perempuan transgender yang berhubungan dengan laki-laki dan memiliki perilaku berisiko tinggi terinfeksi HIV. Sedangkan, untuk percobaan yang kedua termasuk seorang wanita cisgender yang tidak terinfeksi yang berisiko tertular HIV. 

Peserta yang menggunakan obat Apretude memulai uji coba dengan cabotegravir (oral tablet 30 mg), dan plasebo setiap hari selama lima minggu. Diikuti dengan injeksi Apretude 600 mg pada bulan pertama dan bulan kedua, kemudian setiap dua bulan setelahnya dan tablet plasebo setiap hari. Sementara peserta yang menggunakan Truvada memulai uji coba dengan mengkonsumsi Truvada dan plasebo oral setiap hari selama lima minggu. Diikuti dengan Truvada oral setiap hari dan injeksi intramuskular plasebo pada bulan pertama dan bulan kedua, serta setiap dua bulan setelahnya.

Dalam percobaan yang pertama, sebanyak 4,65 pria cisgender dan wanita transgender yang berhubungan seks dengan pria menerima Apretude dan Truvada. Uji coba ini mengukur tingkat indeks HIV di antara peserta uji coba yang memakai cabotegravir setiap hari dan diikuti dengan suntikan Apretude setiap dua bulan sekali, dibandingkan dengan Truvada oral setiap hari. Hasilnya menunjukan, peserta yang memakai Apretude berisiko 69% lebih kecil untuk terinfeksi HIV jika dibandingkan dengan peserta yang memakai Truvada. 

Sementara untuk percobaan yang kedua, sebanyak 3.224 wanita cisgender menerima Apretude atau Truvada. Uji coba menunjukan bahwa peserta yang memakai Apretude berisiko 90% lebih kecil untuk terinfeksi HIV, jika dibandingkan dengan peserta yang memakai Truvada. 

Itulah tadi beberapa penjelasan mengenai obat apretude, obat untuk HIV AIDS pertama, efek samping yang dihasilkan, dan uji coba obat tersebut. Semoga bermanfaat.